24 Oktober 2016

Bakers gonna bake (Terpengaruh obrolan di whatsapp tadi siang) Sebuah puisi untuk Baskara. Pemuda ganteng yang tidak takut tepung. Pemuda atletis yang tahu menakar bahan kue. Mas-mas tukang roti kebanggaan satu angkatan. Panggang lah Tepung dan telur kau campur Diuleni sampai lumat Sampai menyatu, jadi baur Hatiku kumat Berdebar-debar, bagai ombak berdebur Jumpilatan memandangmu bergulat…

19 Juni 2016

Minggu pagi yang dingin. Langit masih mendung selepas semalaman hujan lebat. Di ruas-ruas jalan utama air menggenang bagai disulap jadi sungai. Mungkin dulu memang aliran sungai yang kini disulap manusia jadi jalan beraspal. Tetap saja angin dingin berhembus di pagi mendung. Solo – 19 Juni 2016 Pertengahan Ramadhan 1437 H.

26 Maret 2016

Pria Stroberi Menuliskan Gusar Dia bilang aku asam. Kecut! Lidah aslinya berucap. Dia bilang aku indah. Keren, dia mendesahkan. Dia bilang aku menjulang. Jauh dari tonggak. Terlalu jauh dari jemari mungilnya. Asam meracuni keindahan. Busuk dari dalam ke luar. Dimuntahkan kebenaran yang menggerogoti sauh. Terkikis habis. Dia bilang akan roboh. Hancur berkeping, remuk berceceran. Serpih…

09-03-2016

Semua sedang menanti gerhana matahari total. Coba ingatlah siapa yang menjadikannya terjadi. Maha Besar Alloh. Ingat terangmu, sebelum gelapmu. Ingat lapangmu, sebelum sempitmu. Ingat penuhmu, sebelum kosongmu. Ilmumu, bekalmu. Kasihmu, doamu. Ingatlah kan ada waktu kau benar-benar seorang diri. Bahkan tanpa ragamu. Jiwamu…, kepada Penciptamu. Wulan Murti novel: Fireworks for Love; Like Brother, Like Sister…

25 Februari 2016

Seluruh Seluruh organ berdendang Denyut memanggil Sebuah nama di sudut hati Seluruh rasa mengejang Diresap pilu, diusap rindu Sebuah doa diucap Seluruh kata Seluruh langkah Segenap jiwa Terima lah kasih ku Wulan Murti novel: Fireworks for Love; Like Brother, Like Sister instagram&twiter : @yuelan13

4 Februari 2016

Masih soal hujan. Seharian, sepagian sampai siang. Sampai sore hingga malam. Pagi berikutnya masih hujan. Di luar, di jalan, di wajah. Dingin di kulit. Memanas di hati. Berdenyut-denyut kepala. Tes-tes. Matahari jadi sembunyi. Lelah tulang belulang. Lunglai daging dan otot. Diguyur, disiram, tergenang. Hujan lagi. Wulan Murti novel: Fireworks for Love; Like Brother, Like Sister…

22 Januari

Hari ini hujan. Tak hapuskan penat. Masih tersimpul lelah di otot. Hari ini hujan. Tak sapukan lelah. Masih tersimpan rapi di bawah kulit. Hari ini hujan. Bawakan keriput. Denyut di bawah kuku. Ada nama yang disebut. Tuhannya berulang kali dipanggil. Dipuja, hingga berurai air mata. Hari ini hujan. Badannya luluh. Disapu angin. Didera badai. Berulang…

Bergumul Dingin

Wulan Murti novel: Fireworks for Love; Like Brother, Like Sister

Aku Ada Di Sana

Setidaknya aku tahu Aku ada di sana Sekalipun tak ada pengakuan dari siapapun di antara kalian Tidak terbekas selapis pun di lembar saraf kalian Tapi aku di sana Bergerak, menyelinap, mengendap-endap Bayangan yang tidak kalian lihat Tapi pernah ada Tidak masalah, sungguh Karena suatu saat nanti, secepatnya, bayang gelap kan menyergap Selapis mantel tebal membekap…

[Nulis Random] Tumit yang Kasar

Tumit Kaos kakinya sering cepat rusak. Dibagian tumit. Sepatunya cepat aus. Dibagian tumitnya. Dia tidak bekerja di sawah. Sebab, orang bilang hanya petani yang tumitnya tajam dan pecah-pecah. Dia hanya bekerja jadi karyawan. Pagi sudah berangkat. Petang baru tiba di rumah. Sandalnya tipis di bagian tumit. Sampai di rumah dia masih bekerja. Tumitnya tidak lelah….

[Nulis Random] Terserap

Tadi siang mengerjakan psikotes. Dua jam setengah. Full of stress. Hasilnya energi terserap. Belum lagi kena panas di jalan. Hehm… Alasan saja nih buat nulis. Malah ejek-ejekan sama teman-teman kantor pula. Pada kena nih kayaknya. Kesehatan. Jiwanya. Hihihi Sudah ah. Curhat ini saja. Lumayan tiga paragraf. Bonus: Terserap Spon, dibenamkan dalam cairan. Resap perlahan. Spon,…

[Nulis Random] Bapak

Bapak Saat sekolah dasar dulu, aku pernah minta setangkai mawar. Jawab bapak, buat apa. Pokoknya aku ingin bunga. Bapak akhirnya bilang iya. Sampai saat ini, saat aku sudah kerja, tidak dibelikan. Tapi bapak beri aku lebih dari setangkai mawar. Bapak pernah bilang pinjam uangku. Nanti dikembalikan. Sering tidak kembali. Tapi aku dapat lebih selalu. Tidak…